MEDIA DIALOG NEWS, Jakarta—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana yang melanda beberapa wilayah Indonesia hingga Selasa (13/5/2025). Hujan dengan intensitas tinggi dan aktivitas tektonik menyebabkan banjir, gempa, dan tanah longsor di Jawa Timur, Aceh, dan Kalimantan Timur.
Banjir di Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Curah hujan yang tinggi pada Minggu (11/5) pukul 20.00 WIB, menyebabkan meluapnya sungai di Kabupaten Madiun, merendam Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng dengan ketinggian air mencapai 50–100 cm. Sebanyak 58 kepala keluarga terdampak, dan BPBD Kabupaten Madiun segera melakukan asesmen serta berkoordinasi dengan aparat setempat untuk penanganan. Laporan terbaru pada 12 Mei 2025 menyebutkan bahwa banjir telah surut, dan warga mulai kembali beraktivitas.
Gempa Magnitudo 6.2 di Aceh Barat Daya & Aceh Selatan
Gempa berkekuatan 6.2 Magnitudo terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan, pada Minggu (11/5) pukul 15.57 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 45 km, tidak berpotensi tsunami. Sebanyak 8 kepala keluarga terdampak, dengan beberapa rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat. BPBD Kabupaten Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait, serta mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Per 12 Mei 2025, warga telah kembali beraktivitas normal, dan petugas gabungan melakukan pembersihan serta perbaikan rumah terdampak di Kabupaten Aceh Selatan.
Banjir & Tanah Longsor di Samarinda, Kalimantan Timur
Hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin (12/5) pukul 10.00 WITA, menyebabkan banjir merendam lima kecamatan di Kota Samarinda.
Korban: 1 warga bernama Ikhsan meninggal dunia, sementara 1 balita laki-laki usia 2,5 tahun masih hilang terseret arus.NKerugian materiil: 36 akses jalan dan 2 fasilitas pendidikan terdampak. NKondisi terkini: Banjir masih belum surut, dengan ketinggian air 35–80 cm.
Selain banjir, tanah longsor terjadi di Kota Samarinda pada 12 Mei 2025, menelan 2 korban jiwa (Hamdana dan Nasrul) dan menyebabkan 2 warga lainnya hilang (Nurul Shakira dan Safitri). Dampak: 21 jiwa terdampak, 4 jiwa mengungsi.
Kerugian materiil: 4 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, 3 rumah terdampak, serta jaringan listrik masih terputus. Kondisi terkini: Tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban hilang dan akan dilanjutkan pada 13 Mei 2025.
Imbauan BNPB
BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. Warga di daerah rawan bencana disarankan melakukan evakuasi mandiri jika hujan deras berlangsung lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter.
Pemerintah daerah diharapkan segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya untuk menghadapi potensi darurat. BNPB juga mengingatkan masyarakat agar selalu mengikuti arahan resmi dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. (Redaksi)