MEDIA DIALOG NEWS, Deli Serdang – Pelaksanaan qurban tahun ini berlangsung sehari setelah perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 H, dengan Pesantren Al Fatih di Paluh Manan, Hamparan Perak, Deli Serdang sebagai lokasi utama. Acara dibuka langsung oleh Raja Kejeruan Metar Bilad Deli XI, YTAM Tengku Muhammad Fauzi, S.Kom., M.H., yang mengawali kegiatan dengan doa dan shalawatan.
“Alhamdulillah, tahun ini merupakan tahun kelima penyelenggaraan qurban di lingkungan Kejeruan Metar Bilad Deli. Ada peningkatan jumlah hewan qurban dari 4000 ekor di tahun 2024 menjadi 5000 ekor tahun ini. Ini semua berkat dukungan dari The Herdsmen, Yayasan Pendidikan Islam dan Dakwah Al Fatih, serta Aliyah Rizq Holdings Pte, Ltd. Semoga semuanya berjalan lancar dan tradisi ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” ujar Tengku Fauzi.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Datok Ridha Dharmajaya, Sheikh Adnan Bagharib, perwakilan YBH, serta Datok Sri Mohamad Nor Ashraf ibni Abu Bakar dan Datok Sri Rizwan bersama keluarganya dari Singapura. Selain itu, hadir pula Ketua Yayasan Kejeruan Metar Bilad Deli, Tengku Siti Nurmahani, S.Pd., Muhammad Adami, S.H., M.Ag., anggota DPRD Kabupaten Deli Serdang, Raja Suka Jadi, Tengku Azhari, perwakilan Kedatukan Suka Piring, Datok Zulkifli, dan para Datok Perangkat.
“Qurban ini adalah hasil kerja sama baik antara dua negara, Indonesia dan Singapura, melalui Kejeruan Metar Bilad Deli. Semoga berkah dan bermanfaat bagi warga Singapura yang berqurban, serta bagi umat dan masyarakat adat Kejeruan Metar Bilad Deli yang sangat berbahagia bisa terus berbagi kebaikan dalam Islam,” ujar Sheikh Adnan Bagharib, perwakilan Aliyah Rizq Farm Singapura yang kerap disapa “Ayahanda”.
Tahun ini, Datok Delphi El Hazmih didaulat sebagai Ketua Panitia Acara, dengan jumlah hewan qurban mencapai 5000 ekor kambing dan 10 ekor sapi yang berasal dari perangkat adat dua negara. Hewan qurban ini disebarkan ke tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Kepulauan Riau. Untuk proses penyembelihan, panitia melibatkan 15 orang Juru Sembelih Sejahtera (Juleha) bersertifikat yang dipimpin oleh Datok Muhammad Mukhlis.
Sebagai informasi, Kejeruan Metar Bilad Deli merupakan kerajaan yang telah ada sejak abad ke-17 di Tanah Deli, mencakup wilayah Mabar, Medan Labuhan, bersama dengan Kerajaan Deli dan Kerajaan Padang. Namun, akibat pergolakan politik pada masa penjajahan Belanda, kerajaan ini sempat tidak terdengar hingga kepemimpinan Raja Ke-XI, Tengku Muhammad Fauzi, yang membawa Kejeruan Metar Bilad Deli kembali bangkit dengan berbagai aktivitas sosial, seperti sunatan massal, qurban, dan lainnya. (Datok Yan Djuna – Red)