MEDIA DIALOG NEWS, Sikka NTT – Festival Watukrus 2024 yang digelar dari tanggal 18–20 desember 2024 telah usai. Event ini bertajuk “Merawat Watukrus Sebagai Identitas Religius” dilaunching oleh Pj Bupati Sikka, diwakili Kadis Pariwisata Kabupaten Sikka.
Pembukaan dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Sikka Stefanus Sumandi, S.Fil, Pater Ansel Doredeo SVD, Camat Bola, Kapus Bola, Kepala Desa se-Kecamatan Bola, Ketua dan Anggota Panitia, para Pelaku Usaha dan Seni, Masyarakat dan Tamu Mancanegara.
Dilanjutkan dengan seminar terkait Watukrus, Denga narasumber Antropolog Ledalero ialah Pater Ansel Doredae SVD, Kadis Pariwisata dan Penutur Sejarah Lokal, dilanjutkan lomba perahu hias yang diikuti oleh peserta asal desa pesisir tepian selatan kecamatan Bola.
Ketua DPRD Sikka senada Kadis Pariwisata Kabupaten Sikka memberi apresiasi istimewa bahwa Festival Watukrus memiliki nilai plus berbeda karena diawali dengan seminar terkait Watukrus sebagai Identitas Religius. Kami mendukung penuh festival untuk dapat menjadi agenda tetap tahunan dari sektor pariwisata desa di Kabupaten Sikka.
Ketua panitia selaku Pj Kepdes Watukrus menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk perhatian pemdes pada pengelolaan destinasi religius yang diharapkan dapat memberi manfaat pada bidang agama, ekonomi, dan sosial didalam semangat pelestariannya.
Hari ke-dua diawali beberapa bentuk kegiatan seperti lomba mewarnai dan menggambar berlokasi langsung di titik 0 Watukrus yang diikuti 61 peserta berasal dari Paud hingga perguruan tinggi dengan tim juri bung Tame (Pesepeda keliling Indonesia/melukis negeri, asal Jakarta), Dinas Pariwisata, Dewan kesenian Kabupaten Sikka.
Napak tilas segitiga emas watukrus (Watukrus-Sumur wairbaluk-Makam tua) diikuti oleh panitia, undangan dan warga desa dilanjutkan Lomba story telling Watukrus dengan tim juri Ina Dolo (penutur sejarah), Johanes kewa, S.Fil (Guru SMA Bola), dan Yance Moa dari Asidewi Sikka.
Hari ke-tiga menawarkan kegiatan pameran seni budaya, kuliner dan aneka produk kreatifitas warga desa watukrus yang diikuti BUMDes Maju Bersama, Ipir dan BUMDes Lanan Dete, Kecamatan Bola.
Malam apresiasi pengumuman dan penyerahan hadiah bagi para pemenang dan seni budaya.
Panggung utama festival yang didukung tata lighting menambah kesan eksotik penampilan atraksi budaya khas watukrus “Ladon Bele” yang sudah nyaris ditinggalkan.
Konsep pendekatan kolaborasi seni budaya antar desa wisata di Kecamatan Bola turut memberi semarak warna kemeriahan yang dipadati oleh masyarakat dengan penampilan tarian hae kelo dan jata kapa oleh sanggar Mahelela (desa Watukrus), Tarian perang Bebing oleh sanggar Raga Natar (desa wisata Hokor), tarian awi alu mage mot oleh Sanggar Mangun Warut Riiheret dan musik kampung Abo Walong (desa wisata Ipir).
Camat Bola, Yohanes Impirianus, S.Sos saat menutup kegiatan festival menyampaikan apresiasi terhadap Pemdes Watukrus, BPD dan masyarakat desa, serta pegiat volunteer desa wisata : Yance Moa, dari Asidewi Sikka yang telah mendampingi selama ini.
Merawat Watukrus adalah bagian dari komitmen kita bersama selanjutnya karena Watukrus identik desa dan kecamatan ini, Watukrus adalah identitas kita.
Festival ini merupakan pemicu gerak maju pengembangan pariwisata kawasan kecamatan bola yang saling terkoneksi untuk mendorong akselerasi pembangunan pariwisata berbasis desa.
Yance Moa ketika diwawancarai awak MEDIA DIALOG NEWS mengatakan bahwa Festival ini merupakan ruang promosi, informasi dan pemasaran berbagai produk wisata desa Watukrus berbasis wisata minat khusus atau wisata religius, membangun kesadaran kolektif masyarakat sebagai pelaku, penikmat sekaligus pemilik bukanlah tugas pemerintah semata.
Kita semua diundang untuk membangun ekosistim pedesaan yang berorientasi pada masyarakat sebagai “Subjek” pembangunan sektor pariwisata desanya, tegas Yance Moa. (Gelsoniela)