MEDIA DIALOG NEWS, Jakarta — Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) resmi meluncurkan logo terbarunya dalam sebuah acara bertema “Transformasi BPH Migas: Mengawal Ketahanan Energi dan Keberlanjutan”, Kamis (2/10), di kantor BPH Migas, Jakarta.
Acara peluncuran dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif Lahadalia, Kepala BPH Migas Erika Retnowati, jajaran pejabat eselon Kementerian ESDM, perwakilan badan usaha, serta para pemangku kepentingan sektor energi.
Dalam sambutannya, Erika Retnowati menegaskan bahwa logo baru ini bukan sekadar pembaruan visual, melainkan simbol semangat baru dan komitmen kelembagaan untuk memperkuat peran BPH Migas sebagai regulator hilir migas. Ia menjelaskan bahwa proses rebranding dilakukan melalui mekanisme sayembara terbuka yang melibatkan publik secara luas.
“Dari sayembara yang kami gelar, terkumpul 882 karya dari berbagai kalangan. Lima karya terbaik dipilih sebagai finalis, lalu disempurnakan secara visual agar selaras dengan tugas dan fungsi BPH Migas. Logo ini menjadi identitas baru yang lebih segar, kuat, dan relevan dengan dinamika sektor energi saat ini,” ujar Erika.
Ia juga menekankan bahwa transformasi ini mencerminkan tekad BPH Migas untuk terus meningkatkan kinerja, menjaga ketahanan energi nasional, dan mendorong keberlanjutan melalui sinergi dengan seluruh mitra strategis. “Transformasi ini tidak bisa dilakukan sendiri. Kami sangat berterima kasih atas dukungan Menteri ESDM dan semua pihak yang selama ini bersama menjaga kelancaran distribusi BBM hingga ke pelosok negeri,” tambahnya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif Lahadalia dalam pidatonya menyampaikan apresiasi atas langkah BPH Migas dalam memperkuat identitas kelembagaan. Menurutnya, logo bukan hanya lambang visual, tetapi juga representasi karakter, komitmen, dan tanggung jawab institusi.
“BPH Migas memiliki tanggung jawab besar, mulai dari program BBM Satu Harga hingga distribusi energi bagi nelayan dan masyarakat terpencil. Keberhasilan menjaga ketahanan energi sangat bergantung pada peran BPH Migas sebagai pengatur dan pengawas hilir migas. Transformasi ini diharapkan membawa semangat baru untuk memperkuat peran strategis tersebut,” ujar Menteri ESDM.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan jaringan gas rumah tangga (jargas) dan infrastruktur energi yang efisien sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada energi impor. “Dengan jargas, masyarakat bisa menikmati energi yang lebih murah dan efisien hingga 50 persen dibandingkan LPG impor. Peta pembangunan infrastruktur energi ini harus dipercepat agar pelayanan semakin optimal,” jelasnya.
Acara ditutup dengan prosesi penekanan tombol secara simbolis oleh jajaran pimpinan BPH Migas bersama Menteri ESDM, sebagai penanda dimulainya babak baru perjalanan BPH Migas menuju lembaga yang lebih terbuka, adaptif, profesional, dan berdampak bagi bangsa dan negara. (Nanang/Supriadi)