MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran – Membaca merupakan kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa. Tanpa adanya pengetahuan, siswa tidak akan memperoleh keterampilan baru secara maksimal. Proses pembelajaran saat ini telah memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Beberapa indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah siswa mampu berpartisipasi, berkomunikasi, bekerja sama, memahami, memberikan alasan, dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan.
Yayasan Universitas Asahan memberikan peluang dan kebebasan kepada para Dosen untuk terus kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pembelajaran di sekolah maupun di kampus melalui program pengabdian internal Perguruan Tinggi.
Salah satu bentuk pengabdian yang dilakukan dengan mengintegrasikan bahan ajar Berbasis Local Wisdom untuk memperkuat nuansa Kedaerahan Nusantara, khususnya di Kabupaten Asahan. Indikator keaktifan para siswa maupun mahasiswa di kelas dapat tercapai apabila mereka memiliki keterampilan membaca yang baik untuk memperoleh informasi pembelajaran yang tepat selama proses pembelajaran (Abrori, 2018; Qur & Andi Djemma, 2019).
Minat baca merupakan suatu minat yang disertai dengan usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi akan terwujud dengan kemauannya untuk mencari sumber bacaan dan membaca keseluruhan buku secara sadar atau karena dorongan dari pihak lain.
Minat baca juga merupakan perasaan gembira seseorang terhadap kegiatan membaca, karena ia mengira bahwa dengan membaca ia akan memperoleh keuntungan. Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi tidak akan melihat buku apa itu atau apakah buku tersebut merupakan buku kesukaannya atau bukan, melainkan secara otomatis akan termotivasi membaca buku apa saja yang menurutnya menarik untuk dibaca. Sebaliknya, ada sebagian orang yang akan membaca buku bergenre atau jenis buku tertentu yang disukainya ( Abrori, 2018; Dewi & Prawita, 2019).
Program ini dilaksanakan oleh TIM Pengabdian Dosen UNA yang di Ketuai oleh Lis Supiatman, S.Pd., M.Hum, Anggota Yen Aryni, S.Pd., M.S. Kegiatan berlangsung pada 16 Januari 2025 dengan menjadikan Mahasiswa FKIP semester 7 (tujuh) Program Studi Bahasa Inggris sebagai sumber pelaksanaan pengabdian.
Menurut hasil riset yang dilakukan UNESCO pada 2022 menyatakan bahwa minat membaca di Indonesia masih berada pada peringkat ke-60 dari 70 negara. Posisi ini menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah (Ramadhan, 2023). Selain itu, menurut hasil Rapor Pendidikan Indonesia tahun 2023 terutama indikator utama kemampuan literasi siswa yang tahun ini 49,26% murid memiliki kompetensi literasi di atas minimum, turun 4,59 dari 2021 (53,85%) (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, 2023). Tentu tidak jauh berbeda untuk di tingkat satuan pendidikan di Kabupaten Asahan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada kegiatan mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan Terpadu (PLPT) di beberapa sekolah di Kabupaten Asahan Tahun 2024, mahasiswa menyampaikan bahwa minat siswa untuk membaca teks sangatlah rendah sehingga hal ini juga berdampak terhadap hasil belajar mereka terutama dalam memahami bacaan.
Oleh karena itu, untuk memberi pembekalan kepada mahasiswa FKIP UNA sebagai calon guru dalam mengatasi permasalahan kurang minatnya siswa dalam membaca, kami telah melakukan kegiatan sosialisasi. Kegiatan tersebut bertemakan “Integrasi Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Asahan Dalam Mengajar Keterampilan Membaca”.
Kegiatan ini juga merupakan agenda rutin Yayasan Universitas Asahan setiap tahun. Dalam kegiatan tersebut, Mahasiswa sebagai calon guru diberikan pengarahan intensif mengenai konsep integrasi kearifan lokal (Local Wisdom) Kabupaten Asahan seperti konsep kearifan lokal, bentuk kearifan lokal Kabupaten Asahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dan juga pentingnya pengintegrasian kearifan lokal ke dalam bahan ajar serta cara pengintegrasiaannya ke dalam bahan ajar.
Kearifan lokal sebagai sumber belajar bahasa akan lebih kontekstual. Bahan ajar berbasis pengetahuan lokal akan lebih bermanfaat apabila dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan bertahan hidup abad 21 di samping nilai-nilai budaya lokal. Bahan ajar berbasis pengetahuan lokal dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai budaya dan lebih mudah dipahami karena lebih relevan dengan lingkungan belajar dan konteksnya. Selain itu, bahan ajar berbasis pengetahuan lokal dapat meningkatkan hasil belajar (Intani, 2012; Chinh, 2013; Kanoksilapatham, 2015; Uge et al., 2019; Kanoksilapatham, B Channuan, 2018; Kanoksilapatham, 2020; Supiatman et al., 2023).
Sehingga,dapat dimaknai bahwa, kearifan lokal dapat dimanfaatkan ke dalam. topik pembelajaran khususnya dalam materi membaca. Ada beberapa kearifan lokal yang ada di Kabupaten Asahan yang dapat diintegrasikan di dalam bahan ajar membaca. Salah satunya adalah cerita rakyat asahan. Cerita rakyat asahan dapat diintegrasikan ke dalam bahan ajar dalam materi teks naratif. Teks tersebut berisi cerita-cerita rakyat asahan yang disusun dalam bahan ajar membaca. Setelah teks itu disusun, kemudian diikuti dengan beberapa pertanyaan dalam bentuk pilihan berganda dan pertanyaan open-ended.
Adapun cerita asahan yang diintegrasikan ke dalam bahan ajar yaitu Legenda Danau Teratai, Asal Mula Nama Asahan, Legenda Danau Kelapa Gading, Asal Mula Kisaran Naga, dll (Desky & Ridha, 2012; Desky & Ridha, 2016; Supiatman et al., 2023). Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkannya kelak kepada siswa-siswanya dan berkontribusi membantu memecahkan permasalahan kurang minatnya para siswa maupun mahasiswa untuk membaca dan juga dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca. (Tarida Ilham Manurung)