MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran — Gelombang demonstrasi besar-besaran melanda Indonesia sejak akhir Agustus 2025, dipicu oleh kematian tragis Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi di Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8). Peristiwa ini menyulut kemarahan publik dan memperluas spektrum protes yang sebelumnya berfokus pada isu kenaikan tunjangan DPR dan ketidakadilan ekonomi.
Dari Tunjangan hingga Tragedi
Aksi massa pertama pecah pada 25 Agustus, saat ribuan demonstran mengepung Gedung DPR RI menolak kenaikan tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta per bulan. Bentrokan terjadi, gerbang DPR dijebol, dan tuntutan publik mulai meluas.
Pada 28 Agustus, aksi buruh nasional bertajuk HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah) digelar serentak di 38 provinsi. Tuntutan meliputi reformasi pajak, penghapusan PHK massal, dan kenaikan upah minimum. Namun, sorotan publik berubah drastis saat video kematian Affan Kurniawan viral di media sosial.
Aksi Meluas dan Titik Panas
Sejak Jumat (29/8), demonstrasi meluas ke berbagai kota besar. Di Jakarta, ribuan ojol dan mahasiswa mengepung Mako Brimob Kwitang dan Polda Metro Jaya. Bentrokan tak terhindarkan, gas air mata dan petasan mewarnai suasana. Di Bandung, gerbang DPRD Jabar dibakar. Makassar mengalami kerusuhan hebat, dengan gedung DPRD Sulsel hangus dan korban jiwa mulai dimakamkan.
Hari ini, Sabtu (30/8), aksi berlanjut di Surabaya, Solo, Yogyakarta, Medan, Cirebon, dan Mataram. Gedung DPRD NTB dan fasilitas publik lainnya rusak parah. Jalan Ahmad Yani Surabaya lumpuh total, sementara massa tetap bertahan di Senayan dan Kwitang.
Tuntutan Massa
Massa aksi menyuarakan tujuh tuntutan utama:
- Usut tuntas kematian Affan Kurniawan secara transparan
- Reformasi institusi Polri dan evaluasi kekerasan aparat
- Hapus sistem outsourcing dan tolak upah murah
- Naikkan PTKP menjadi Rp 7,5 juta/bulan
- Sahkan RUU Perampasan Aset dan revisi RUU Pemilu
- Bebaskan massa aksi yang ditahan
- Copot pejabat yang dianggap lalai
Respons Pemerintah
Kapolri menyatakan investigasi internal telah dimulai dan Propam akan turun tangan. Presiden Prabowo menyampaikan belasungkawa dan memerintahkan pengusutan menyeluruh. Namun, hingga Sabtu malam, belum ada pernyataan resmi terkait pencopotan pejabat atau pembebasan demonstran yang ditahan.
Catatan Redaksi
MediaDialogNews dan DialogBerita mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga ketenangan, mengedepankan dialog, dan menuntut keadilan secara konstitusional. Tragedi Affan bukan sekadar insiden, melainkan cermin kegagalan sistemik yang harus dibenahi bersama. (Red)