MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran – Kesalahan input data pembayaran narasumber verifikasi dan analisis data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) serta audit kasus kematian maternal dan perinatal pada pengelolaan upaya kesehatan ibu dan anak sebesar Rp.21,6 miliar di website sirup.lkpp.go.id diakui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan.
Tidak ada klarifikasi, bantahan berita, hak jawab dan hak koreksi yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, dr.Hari Sapna, MKN kepada mediadialognews.com dan dialogberita,com yang mengangkat temuan ini menjadi berita.
“Informasi salah input itu diketahui oleh redaksi dari wartawan media lain yang mengkonfirmasi melalui pesan WhatsApp kepada Sekretaris Dinkes Asahan,” ujar Ketua Tim Investigasi kedua media ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan, Fahrizal Pohan, SKM, M.Kes menyebutkan kesalahan input data nominal rupiah yang seharusnya Rp.21.600.000 menjadi Rp.21.600.000.000 (ada penambahan angka nol 3 X).
Lebih lanjut disebutkannya “Kalo dilihat di RUP sudah menjadi 21.600.000 sesuai pagu anggaran thn 2025,” tulisnya. Faktanya ketika dilihat Pukul 17.58, Rabu (30/4) Pada halaman ke 3 (utama) SiRUP nomor urut 26 kolom “Sumber dana” masih tertera pagu yang lama Rp.21.600.000.000. Namun pada kolom paket yang bertuliskan warna biru ketika di klik muncul laman Paket Swakelola yang sudah direvisi anggarannya menjadi Rp.21.600.000.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ada kemungkinan data di laman utama belum diperbarui atau masih dalam proses sinkronisasi dengan perubahan yang telah dilakukan.
Beberapa alasan umum mengapa nominal angka di halaman utama tidak berubah sementara di laman penawaran kontrak sudah diperbarui bisa meliputi:
Proses Sinkronisasi Sistem. Kadang, pembaruan data membutuhkan waktu sebelum tampil di seluruh bagian sistem, terutama jika ada jeda antara pemutakhiran backend dan tampilan frontend.
Cache atau Penyimpanan Data Lama. Sistem mungkin masih menyimpan data versi sebelumnya. Coba lakukan clear cache pada browser atau akses laman dengan mode incognito untuk melihat apakah data telah diperbarui.
Perbedaan Database Utama dan Kontrak. Data yang ditampilkan di laman utama mungkin berasal dari laporan yang belum diperbarui, sementara laman kontrak bisa jadi langsung menarik data terbaru dari sistem internal.
Kesalahan Teknis atau Administratif. Bisa terjadi kesalahan dalam input atau update data sehingga angka di halaman utama tidak ter-refresh secara otomatis. Jika ini terjadi, perbaikan perlu dilakukan oleh admin atau pengelola sistem.
Pantauan redaksi mediadialognews.com dan dialogberita.com pada Kamis (1/5) pukul 05.59 Wib di website sirup.lkpp.go.id data halaman ke 3 (utama) SiRUP nomor urut 26 kolom “Sumber dana” sudah berubah dari pagu yang lama Rp.21.600.000.000 menjadi Rp.21.600.000.
Penganggaran Ganda dan Berulang
Pada Nomor urut 14 Kegiatan “Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota” terdapat nama paket “Gerakan Masyarakat Sehat dalam rangka pencegahan dan kendalikan penyakit Diabetes Melitus” pagu anggaran Rp. 900.000 bersumber dari APBD dengan kode RUP 38986424. Kegiatan ini berulang dengan nomor RUP yang berbeda pada nomor urut 16 dan 18 dengan pagu masing-masing Rp.1 juta.
Sedangkan pada nomor urut 15, 17, dan 19 terdapat paket Workshop pencegahan dan pengendalian penyakit diabetes mellitus bagi petugas puskesmas yang berbeda anggarannya, yaitu Rp.1.800.000, Rp.5.750.000 dan Rp.500.000 pada masing-masing kegiatan.
Ada sejumlah pengulangan nama paket yang sama dengan anggaran berbeda, dan kode RUP berbeda misalnya pada halaman 7 Nomor urut 63, 65 dan 66.
Pada halaman 8 Nomor urut 79 tertulis nama paket “Uang transport petugas kabupaten dalam rangka pengawasan iklan” kemudian pada halaman yang sama nomor urut 80 tertulis nama paket yang mirip yaitu “Perjalanan dinas dalam kota dalam rangka Pengawasan Iklan” dengan pagu yang berbeda.
Demikian pula halnya pada paket swakelola belanja perjalanan dinas dalam kota dan luar kota pada kegiatan yang sama atau mirip sama di Dinas Kesehatan kabupaten Asahan. Tidak diketahui mengapa hal ini bisa terjadi, semoga bukan kesalahan input. (Edi Prayitno)