MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran – Perpustakaan Nasional mengangkat sebuah cerita tentang proses pembuatan manisan pala di Asahan. Tepatnya di Kelurahan Siumbut Baru. “Mayarakatnya menjadi saksi sebuah proyek inspiratif yang menggabungkan seni sutradara dengan upaya membangun inklusi sosial melalui literasi”, ujar Kordinator Liputan Media Dialog News dalam laporannya, Sabtu (20 Juli 2024).
Proyek ini, berupa film dokumenter, secara khusus menyoroti keunikan MANISAN PALA, atau biasa disebut ALUA PALA di Asahan, sebuah komoditas yang tidak hanya vital bagi ekonomi lokal diantara yang lainnya tetapi juga merupakan salah satu lambang dari identitas budaya daerah Sumatera Utara.
Proyek ini dipimpin oleh sutradara nasional Faisal Karim. Dia bersama timnya telah menelusuri semua objek yang mungkin untuk difilimkan di Sumatera Utara. Hartapannya bahwa dengan kolaborasi erat bersama masyarakat lokal yang aktif terlibat, film dokumenter ini tidak hanya menampilkan teknik pembuatan manisan pala, tetapi juga mengeksplorasi nilai-nilai sosial yang terkait dengan praktik pertanian tradisional.
“Pembuatan film ini tidak hanya tentang menciptakan karya seni visual, tetapi juga tentang menghidupkan kembali semangat dan kebanggaan akan warisan budaya kita,” ujar Faisal Karim dalam sebuah wawancara di lokasi syuting.
“Kami berharap bahwa film ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk memahami dan melestarikan kekayaan budaya mereka sendiri,” lanjutnya
Peran sentral Perpustakaan local di Kelurahan Siumbut Baru dalam proyek ini sangatlah penting. Selain sebagai pusat pengetahuan, perpustakaan di daerah ini juga berperan sebagai penggerak utama dalam membangun literasi yang positif di antara sesame warga.
Menurut Lurah Siumbut Baru, Rahman Harahap, kolaborasi ini bukan sekadar menciptakan dokumentasi visual, tetapi juga membangun jembatan antargenerasi dan memperkuat ikatan sosial di komunitas.
Harapannya, kesuksesan proyek ini dapat menginspirasi masyarakat lokal untuk lebih menghargai dan menjaga kekayaan budaya mereka sendiri. “Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya serupa di daerah lain, di mana seni dan literasi dapat menjadi pendorong utama untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan terdidik”, katanya.
Pada kesempatan di tengah proses pengambilan gambar, perwakilan Media Dialog News menyempatkan waktu untuk berbincang dengan manajer proyek, yang menjelaskan bahwa sebelumnya mereka telah mengangkat tema tentang Ikan Patin dari Riau, dan rencananya besok menuju Subulussalam, Nangroe Aceh Darussalam. (Youthma All Qausha Aruan)