MEDIA DIALOG NEWS, Gorontalo – Ratusan mahasiswa Universitas IAIN Sultan Amai Gorontalo menggelar aksi demonstrasi di depan rektorat kampus, menuntut berbagai macam masalah yang terjadi di lingukangan kampus, Senin 24 Februari 2025
Aksi demonstrasi yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Mereka membawa spanduk dan poster yang bertuliskan “Kampus Peradaban X, Kampus Penindasan √”
Koordinator aksi demonstrasi, Riski Abas, mengatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk menuntut perhatian pihak rektorat terhadap masalah kampus yang meresahkan di mahasiswa. “Kami menuntut ke pihak rektorat agar masalah yang menjadi gelisah di mahasiswa segera di selesaikan.” katanya.
Diketahui masa aksi menggelar demonstrasi dengan membawa berbagaj macam tuntutan : Mendesak agar tunjangan sekjur/kajur segera dilunasi, mempertanyakan anggaran masjid di kampus, mempertanyakan janji program umroh yang belum terealisasi, mendesak gaji honorer segera dibayarkan, mempertanyakan dugaan pungli di pasca sarjana, mendesak pembangunan kampus 2 segera direnovasi serta berbagai macam polemik yang harus diselesaikan.
Riski juga menambahkan bahwa mahasiswa Universitas IAIN Sultan Amai Gorontal harus segera berbenah diri bahwa segala tuntutan mahasiswa adalah untuk memperbaiki sistem yang ada di kampus.
“Kami berharap masalah yang terjadi di IAIN Sultan Amai Gorontalo segera di selesaikan sebelum muncul gejolak gejolak baru, dan kami berharap pihak rektorat bisa introspkesi diri bahwa banyak masalah yang terjadi dilingkungan IAIN Sultan Amai Gorontalo harus segera diselesaikan” katanya.
Setelah menggelar aksi demonstrasi di depan rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo, massa aksi juga diketahui berpindah ke bundaran saronde dan depan gedung Ombudsman guna menuntut masalah program makanan gratis digantikan dengan pendidikan gratis, mendesak agar mempercepat pencairan tunjangan dosen, serta menuntut meng-evaluasi kabinet gemuk.
Aksi demonstrasi ini berlangsung secara damai dan tidak ada insiden yang terjadi sampai dengan mahasiswa membubarkan diri.
Aksi demonstrasi ini diharapkan dapat menjadi perhatian pihak rektorat untuk memperhatikan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa dan memperbaiki kampus. Hingga berita ini diterbitkan belum ada tanggapan dari pihak terkait. (Gusram Rupu)