Media Dialog News

Banjir Melanda Desa Sei Dua Hulu: Ribuan Hektar Lahan Sawit Terendam

MEDIA DIALOG NEWS, Asahan – Banjir yang melanda Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan sejak minggu terakhir ini telah menggenangi sekitar 2.500 hektar lahan perkebunan kelapa sawit. Lahan tersebut merupakan milik perusahaan swasta maupun masyarakat setempat. Selain itu, lebih dari 5 hektar tanaman palawija milik warga dilaporkan mengalami gagal panen.

Kepala Desa Sei Dua Hulu, Sumardi Nasution, SH, menyatakan bahwa banjir telah berdampak besar pada warganya. “Luas wilayah Desa Sei Dua Hulu mencapai 4.800 hektar, dan hampir seluruhnya terendam air. Akibatnya, aktivitas warga sehari-hari terganggu,” ungkap Sumardi melalui pesan singkat WhatsApp, Senin (7/4/2025).

Tenda Penampungan dan Bantuan Darurat

Sumardi menambahkan bahwa pihaknya telah mendirikan tenda penampungan untuk warga yang rumahnya terendam banjir. “Tenda ini merupakan bantuan dari BPBD Kabupaten Asahan dan dipusatkan di Dusun XV,” jelasnya.

Meski sering dilanda banjir, hingga kini masyarakat Desa Sei Dua Hulu masih minim menerima bantuan, seperti makanan dan obat-obatan. Persoalan ini telah disampaikan ke berbagai pihak, baik di tingkat Kabupaten Asahan maupun Provinsi Sumatera Utara. Banjir besar sebelumnya pada akhir 2024 menyebabkan wilayah ini terendam air selama lima bulan, dengan dampak yang signifikan pada kehidupan warga.

Kerusakan Infrastruktur dan Ancaman Kenaikan Air

Selain merendam lahan pertanian dan perkebunan, banjir juga merusak Jalan Lintas Ledong, yang merupakan jalur utama di desa tersebut, serta sejumlah infrastruktur lainnya. “Tidak tertutup kemungkinan air akan semakin naik dalam beberapa hari mendatang jika hujan terus mengguyur kawasan hulu. Sementara itu, bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat belum tersedia,” ujar Sumardi dengan penuh keprihatinan.

Banjir yang berkepanjangan tidak hanya merusak lahan dan infrastruktur, tetapi juga berdampak pada perekonomian warga. Masyarakat yang bergantung pada hasil perkebunan dan pertanian harus menghadapi kehilangan penghasilan karena lahan mereka tidak dapat dipanen. Selain itu, sulitnya akses jalan membuat distribusi logistik ke wilayah ini semakin terganggu, memperburuk kondisi warga yang terdampak.

Upaya Jangka Panjang untuk Mitigasi Banjir

Kondisi banjir yang terus berulang menunjukkan pentingnya upaya mitigasi jangka panjang. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah seperti memperbaiki sistem drainase, mengelola daerah aliran sungai (DAS) di wilayah hulu, dan memperkuat tanggul atau infrastruktur penahan banjir. Selain itu, edukasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan, seperti mengurangi penebangan hutan di sekitar DAS, juga perlu ditingkatkan.

Warga Desa Sei Dua Hulu berharap pemerintah, baik di tingkat daerah maupun provinsi, dapat memberikan perhatian serius terhadap bencana banjir yang terus melanda kawasan mereka. Selain bantuan darurat, mereka mendesak adanya solusi yang lebih konkret untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa depan. (Sadik)

Berita Terbaru