MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran – Secara Nasional pada tahun 2023, program PISEW menyasar di 1.340 kecamatan di 218 kabupaten dengan anggaran Rp.670 miliar. Program ini telah memberikan manfaat pembangunan 404.565 meter jalan lingkungan berupa perkerasan pondasi bawah, 389.902 meter jalan perkerasan beton, 47.287 meter jalan perkerasan conblock, 35.119 meter jalan aspal, 4.503 meter jalan tanah, dan 1.943 meter jalan jerambah.
Selain itu juga digunakan untuk mendukung bangunan pelengkap jalan dan jembatan meliputi 17.709 meter saluran air jalan, 5 unit gorong-gorong, 5 jembatan gelagar komposit, 9 jembatan beton dengan gelagar besi, 11 jembatan kayu, dan 24 jembatan beton.
Kegiatan PISEW tahun 2023 juga disalurkan untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung produktivitas masyarakat perdesaan, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat seperti pembangunan 6 unit tambatan perahu, 1 unit dasaran pasar, 20 los/lapak pasar, dan 48 kios.
Melalui program kerakyatan ini, PISEW 2023 telah memberikan layanan bagi masyarakat sekitar 529.539 KK dengan penyerapan tenaga kerja terlibat sebanyak 30.028 orang atau setara 864.056 Hari Orang Kerja.
Salah satu wilayah yang mendapat layanan PISEW 2023 adalah Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Asahan yang disalurkan di 15 kecamatan sebagai lokasi sasaran. Sedangkan anggaran yang dikucurkan melalui APBN tercatat untuk sementara Rp.6 Milyar.
Angka Rp.6 Milyar ini diperoleh Tim Investigasi Redaksi Media Dialog News dan Dialog Berita dari laporan Pagu serta Realisasi Proyek PISEW yang dirilis oleh PUPR. Sedangkan untuk Pagu anggaran dan realisasi Tahun 2024 masih dalam proses pendataan, karena nilainya jauh lebih besar dari pada proyek Tahun Anggaran 2023.
Proyek PISEW di Kabupaten Asahan dikucurkan tidak melalui tender. Prosesnya tidak dijelaskan secara transparan terutama pilihan terhadap Kecamatan dan/atau desa dimana proyek akan dikerjakan.
Pengerjaan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat setempat dalam skema Padat Karya Tunai (Cash for Work). Hal ini membuka peluang terjadinya permainan curang karena kendali proyek berada di tangan partai Politik tertentu, di Daerah Pemilihan (DAPIL) tertentu.
Contoh kasus yang terjadi di dalam pengerjaan Proyek pembangunan infrastruktur berbiaya Rp.500.000.000. dapat kami uraikan sebagai berikut. Biaya Administrasi Rp.25.000.000.Total biaya proyek Rp.474.000.000.Jenis infrasturukturnya adalah Rabat Beton dengan volume 350 X 3,8 X 0,2 Meter dan 140 X 3,0 X 0,2 Meter.
Bahan material yang digunakan terdiri dari Batu pecah 22-3 cm = 217 M kubik harga Rp.610.000 total Rp.133.370.000. Pasir beton 164 m kubik harga satuannya Rp.120.000 tatal Rp.19.680.000. Sirtu 56 M kubik harga satuannya Rp160.000 total harga Rp.8.900.000. Semen 254 zak, harga satuan Rp.68,000 total harga semen Rp.151.912.000. Aspal 2.452 Kg, harga satuan Rp.15,000, total harga Rp.36.780.000. Pelastik cor 1.557 m2 harga satuan Rp.7.000, total Rp.10.899.000. Seluruh bahan bangunan menghabiskan anggaran Rp.360.601.000.
Tenaga kerja terdiri dari Kepala Tukang (tidak disebutkan berapa jumlah orangnya dan upahnya). Jumlah Tukang 85 Orang, upah (tidak disebutkan satuannya) tetapi tertulis Rp.140.000 totalnya mencapai Rp.11.900.000. Untuk pekerja jumlahnya 560 orang, upah Rp.110.000 sehingga totalnya mencapai Rp.61.600.000. Total seluruh upah pekerja mencapai Rp.73.500.000.
Rincian proyek ini terlihat transparan, tetapi jika diamati lebih detail maka terdapat berbagai markup harga dan jumlah satuannya. Salah seorang Tim Investigasi Redaksi menyatakan bahwa dia sedang menghitung ulang dan menelususri jejak proyek PISEW di Kabupaten Asahan yang sudah selesai dikerjakan. (Edi Prayitno)