MEDIA DIALOG NEWS, Kisaran – Kepala Desa se Kabupaten Asahan mulai resah dengan adanya pemaksaan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan oleh Desa mereka. Barang itu berupa Neon Box, Plank 3T dan 5 Jilid Buku Bacaan yang wajib dibeli oleh Kepala Desa. Sayangnya mereka tidak berani “speak up” (Angkat Bicara) karena khawatir urusan mereka akan dipersulit oleh birokrasi di atasnya.
Pemasangan neon box di kantor Kepala Desa di Asahan dibandrol Rp.15 juta. Pemasangan neon box bukan saja di kantor desa bahkan beredar di sejumlah UPTD Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Dinas Pendidikan Asahan berbiaya Rp.7 juta terkesan dipaksakan.
Pasalnya, pembayaran neon box ini berasal dari Dana Desa (DD) dan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) diduga mark-up anggaran dan SPj siluman. Salah satunya neon box ini dipasang di Desa Pasiran. Kata Ketua DPC LSM PMP-RI Kabupaten Asahan, Hendra Syahputra SP, Senin (16 September 2024) di Kisaran.
Dia menyebut, pos anggaran pembelian neon box yang dipasang di Kantor Desa, UPTD SD dan SMP ini perlu dipertanyakan. Dan terhendus kabar adanya dugaan unsur tekanan dari oknum penegak hukum. Harga neon box yang dijual inipun fantastis. Kita minta kasus ini segera diusut, tegas Hendra.
“Beredarnya pemasangan neon box di kantor 177 Kepala Desa di Asahan sepertinya telah mendapat restu dari Dinas PMD, Papdesi dan Apdesi. Disinyalir, campur tangan pentolan oknum Dinas PMD diduga ikut terlibat dalam pendistribusian neon box tersebut,” ujarnya.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Asahan, Suherman, Siregar, S.STP, MM, membantah tudingan itu. “Kami tidak tahu dan tidak ikut terlibat, Maaf Mas kami sedang mendampingi anak-anak di PON” Ujarnya singkat melalui chat WA, beberapa waktu yang lalu
Sementara itu hasil penelusuran Media Dialog News terkait harga-harga barang yang dijual kepada Kepala Desa jauh di atas harga pasaran. Harga Neon Box yang dipatok seharga Rp.15 juta, ternyata mampu dibuat oleh pengrajin di Asahan dengan harga murah, yaitu Rp.6 Juta per buah. “Sama kami bisa lebih murah lagi pak, 5 Juta kalau tempah di atas 20 buah, kalau tempah di atas 100 kami bisa kasih harga Rp.4 juta” ujar Anto, seorang penugsaha reklame di kota Kisaran.
Anto menyebutkan, harga yang ditawarkannya tidak termasuk pondasi. Dia hanya membuat neon box dan pemasangan di tempat. Disebutkannya neon box model seperti itu biaya produksinya murah karena berupa stiker bukan bahan arkalik timbul. “Kalau arkalik huruf timbul, harganya memang mahal, tapi kalau stiker tempel lebih murah” ujarnya.
“Jika rata-rata harga Neon Box dan pondasinya menghabiskan dana sebesar Rp.6.000.000 per unit, maka suplayer mendapat keuntungan Rp.9.000.000. Jika dikalikan jumlah desa yang ada, yaitu 177 desa maka keuntungan yang mereka dapat mencapai Rp.1.593.000.000. Suatu keuntungan yang fantastis,” ujar Anto sembari geleng-geleng kepala.
Mengenai harga buku, beberapa kepala desa menyebutkan mereka hanya mendapat 5 jilid dengan harga Rp.1.500.000,- Padahal sesuai hasil penelusuran Redaksi Media Dialog News di plaltform belanja online, harga Paket Buku terdiri dari 5 Judul tentang Desa karangan H.A Tabrani Rusyan hanya seharga Rp.283.550,- Dari bisnis buku ini pemasok mendapat laba Rp.212.400.000 dari 177 Kepala Desa.
Sedangkan harga plank 3T dibandrol Rp.3.500.000 dan sudah terpasang hampir di semua Kantor Kepala Desa se Kabupaten Asahan sejak Tahun 2023. Harganya paling mahal untuk satu unit Plank 3T tersebut di pasaran kota Kisran hanya Rp.2 Juta. Para pemasok atau suplayer ini mendapat keuntungan Rp.1.500.000 X 177 Desa = Rp.265.500.000.
Pemasok atau suplayer ini bukan orang sembarangan, mereka masing-masing berinisial P dan S adalah “anak mainnya oknum aparat” dan dibackup legalitasnya sehingga mampu memasarkan Neon Box, Plank 3T dan Buku Bacaan kepada Kepala Desa se Kabupaten Asahan dengan harga yang fantastis.
Media Dialog News masih menelusuri proyek akal-akalan lainnya berupa Bimbingan Teknis (Bimtek), Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT), Study Banding, atau Study Tiru kepada Kepala Desa se Kabupaten Asahan. Tampaknya Keterlibatan APDESI, PAPDESI, Camat, Kadis PMD dan Bupati Asahan tidak bisa diabaikan. Sebab dalam setiap undangan pelatihan surat ditembuskan kepada mereka.
Tunggu hasil investigasi dan perkembangan kelanjutan berita ini di mediadialognews.com dan dialogberita.com (Edi Prayitno)