MEDIA DIALOG NEWS, Palopo – Eksekutif Wilayah Sulawesi Selatan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND SUL-SEL) menyoroti dugaan monopoli dalam pengelolaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sulawesi Selatan. Sorotan itu muncul setelah putri Wakil Ketua DPRD Sulsel, Yasir Machmud, yang masih berusia 20 tahun, disebut menguasai 41 dapur MBG.
Armin dari LMND SUL-SEL menilai temuan tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan yang merusak tujuan utama program.
“MBG itu untuk memenuhi kebutuhan gizi rakyat, bukan proyek bisnis keluarga pejabat,” kata Armin dalam keterangan tertulis, Kamis 20 November 2025.
Ia menyebut penguasaan puluhan dapur oleh satu individu yang terhubung dengan elite daerah menunjukkan lemahnya seleksi mitra serta minimnya transparansi. Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi merupakan bagian dari praktik Serakahnomics, yakni model ekonomi-politik yang memanfaatkan program publik demi keuntungan kelompok berkuasa.
Menurut Armin, nepotisme dalam pengelolaan MBG berpotensi berdampak langsung pada masyarakat, terutama anak-anak dari keluarga miskin.
“Kalau program sebesar ini dikelola semrawut dan sarat kepentingan, hak anak-anak untuk dapat gizi layak yang paling dulu dirampas,” ujarnya.
LMND SUL-SEL meminta Pemerintah Provinsi dan DPRD Sulsel membuka seluruh data kontrak serta aliran anggaran MBG, termasuk melakukan audit independen terhadap semua dapur yang terlibat. Armin juga mendorong penegakan aturan yang lebih tegas agar pengelolaan program tidak dikuasai segelintir pihak.
“Rakyat Sulsel berhak mendapat program gizi yang bersih dari praktik Serakahnomics. Program sosial bukan alat memperkaya keluarga pejabat,” tegasnya.
LMND SUL-SEL menegaskan akan terus mengawal pelaksanaan program publik agar tidak menjadi instrumen patronase politik dan tetap berpihak kepada rakyat. (Narasumber: Armin – Pewarta: Fadly)





